Aku...
ku rangkai kata demi kata, hinga ia menjadi bait puisi
ku hitung detik, menit, menjadi jam
tak perlu apa yang terjadi
dalam diam
dalam pandangan kosong sekalipun tak ku temukan jawaban
yang ku nanti
Aku...
terpaku dalam kesendirian, terbelenggu pada hati enta bernama
Apa? semuanya terasa asing
dalam senyumpun seolah topeng yang menakutkan
Aku...
mulai melawati fase-fase mengerikan, jalannya berliku
suara-suara itu mulai terdengar lagi,
aku mulai takut melewati fase itu
Aku...
bayangan-bayangan mulai mengganggu setiap langkahku
seolah menghentikan setiap detik jantungku
hingga raga terlepas dari ruhnya
seonggok batu pun tak mampu menghentikan langkahnya
Aku...
kehilangan arah dari yang kupunya
ku rangkai kata demi kata, hinga ia menjadi bait puisi
ku hitung detik, menit, menjadi jam
tak perlu apa yang terjadi
dalam diam
dalam pandangan kosong sekalipun tak ku temukan jawaban
yang ku nanti
Aku...
terpaku dalam kesendirian, terbelenggu pada hati enta bernama
Apa? semuanya terasa asing
dalam senyumpun seolah topeng yang menakutkan
Aku...
mulai melawati fase-fase mengerikan, jalannya berliku
suara-suara itu mulai terdengar lagi,
aku mulai takut melewati fase itu
Aku...
bayangan-bayangan mulai mengganggu setiap langkahku
seolah menghentikan setiap detik jantungku
hingga raga terlepas dari ruhnya
seonggok batu pun tak mampu menghentikan langkahnya
Aku...
kehilangan arah dari yang kupunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar